Rumah Dome Sleman, Beda Dari Yang Lain

20.36 KomoKumu 0 Comments

Manusia pasti beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini juga tercermin dari kehidupan, khususnya warga sleman, yang merupakan daerah rawan bencana. Salah satu bencana yang pernah terjadi adalah bencana gempa bumi mei 2006 yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya. Selain korban jiwa, keruskan yang ditimbulkannya terbilang sangat parah, banyak rumah yang rusak bahkan ambruk. Oleh karena itu menuai banyak keprihatinan dari berbagai pihak.


Banyaknya rumah yang rusak ini disingalir karena kebanyakan warga masih mengunakan kontruksi yang belum mengadopsi rumah tahan gempa. Ada bantuan dari NGO dan DFTW merupakan bantuan warga Amerika Serikat (AS) dan Dubai yang berbentuk pembuatan rumah dome. Rumah domes terletak di dusun Nglepen, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Bisa ditempuh melalui jalan prambanan-piyungan, dari prambanan 9km ke selatan, setelah ini anda akan menemukan perempatan kecil dan papan petunjuk arah ke rumah dome yang "tersembunyi Rumah", langsung belok ke timur, dan sebaiknya anda tanya penduduk sekitar, karena tempatnya agak kedalam. Lokasnya juga berada dekat dengan pengunungan.

Di permukiman Nglepen ini terdapat 80 bangunan dengan desain rumah dome yang dilengkapi fasilitas musholla, rumah kesehatan, dan balai pertemuan yang juga sering dimanfaatkan untuk acara hajatan. Permukiman domes ini saat ini dikenal dengan nama New Nglepen.

 Bentuk konstruksi dari dome ini terbilang kontras dengan bentuk konstruksi rumah warga asli Yogyakarta pada umumnya. Biasanya kebanyakan warga Yogyakarta menggunakan joglo, tingkat, atau limasan. Akan tetapi, bentuk dome ini unik. Bentunya setengah lingkaran menyerupai rumah iglo di suku eskimo maupun rumah honei suku papua. Konstruksi ini diyakini mampu tahan terhadap gempa.

Kondisi saat kami ngunjungi lokasi, terbilang sepi. Artinya sebagian besar rumah dome sudah tidak ditinggali. Mungkin tidak cocok dengan budaya didaerah situ ya, atau sedang nyawah, atau sebab lain tidak tahu pasti. Jika dilihat dari ukurannya, terbilang kecil. Disana sudah menjadi lokasi wisata, tetapi sepertinya belum serius mengembankannya. Sebaiknya rumah yang kosong ini disewakan ke wisatawan untuk tinggal disitu dan menikmati kearifan lokal yang terdapat di situ, sehingga daerah ini bisa dikembangkan menjadi desa wisata terpadu. Wisatawan luar negeri maupun domestik pasti akan menyukainya.




Perjalan kami tidak sampai di lokasi domes. Kami tertarik dengan bukit atau pegunungan didekatnya. Kamipun menyusuri jalan dan dari atas bukit kami bisa melihat rumah domes. Tak puas kami masih mengeber kendaraan kami ke atas, akan tetapi jalan mulai rusak dan sepertinya kami sudah di daerah "asing". Menurut blog lain jalan ini bisa tembus ke jembatan lemah abang yang dibahas sebelumnya.

0 komentar:

Random