Masih melanjutkan posting dari perjalan gunung api nglanggeran. Kali ini akan mengulas tentang sebuah air terjun, yang di kenal di dunia maya sebagai air terjun banyunibo. Tak banyak orang awam mengetahui tempat yang cukup tersembunyi ini. Hanya segelintir warga sekitar dan orang seperti kami yang mengunjungi tempat ini. Tidak ada plang petunjuk arah, maupun promosi dari dinas terkait, memang belum banyak dikenal banyak orang.






Setelah asik berselancar di dunia internet, maka munculah sebuah lokasi yang disingalir sebagai tempat lokasi air terjun banyunibo berada. Ada beberapa rute perjalanan yang bisa ditempuh.

Pertama, jika dari gunung api purba nganggeran maka arahkan motor/mobil atau pun kaki anda ke arah timur-selatan (kalau sampai di gunungnya pasti tau) yang ke arah wonosari, ikuti saja jalan tersebut. Setelah sekitar 2km maka tengoklah kekiri. Carilah gapura sentra kerajinan topeng kayu bobung. Kalau merasa anda tersesat tanya saja pada warga sekitar. Setelah itu masuk ke gapura tersebut dan nikmatilah sejenak kerajinan yang ada disana. Desanya terbilang cukup sepi. Lebih baik di desa kerajinan topeng ini anda tanya kepada warga sekitar tentang keberadaan air terjun ini. Maka anda langsung diarahkan ke air terjunnya. Dari jalan bobung belok kekiri. Tapi motor anda harus singgah di rumah penduduk sekitar. Bisa dibilang tempat retribusi dan parkirnya berada di rumah penduduk. Kalau bisa permisi dulu sama pemilik rumahnya. Setelah itu, silahkan jalan kaki menyusuri jalan setapak ke lokasi.

Kedua, melalui jalan jogja-wonosari. bukit bintang-patuk (perempatan pertama)-kemudian anda kan menemui pertigaan yang ditengahnya ada bulatan kecil (disitu cukup ramai, ada pos polisinya juga), ambil arah kiri (kalau ga salah kearah ngawen>belum valid) langsung 50meter dari pertigaan ada jalan kecil (jalan desa yang sudah diaspal) disebelah kiri. langsung saja belok disitu kearah nglanggeran atau desa bobung. Tengok kanan ada gapura seperti rute pertama tadi. Antara rute pertama dan kedua ini berhubungan, dan jalanya sama.

Setelah panjang lebar membeberkan rute jalanya, selanjutnya kita akan menilik kondisi air terjunnya. Kami waktu itu harus tersasar terlebih dahulu. Itu terjadi ketika melewati jalan dusun bobung, kami memaksakan terus tanpa bertanya. Alhasil kami memasuki hutan yang cukup sepi. Tapi setelah itu ada secerca harapan, ternya masih ada rumah penduduk lagi, kami kira itu udah ujung desa yang isinya hutan semua.Tidak menyia-nyiakan kesempatan, maka langsung saja kami mengahampiri ibu-ibu yang sedang duduk-duduk menanyakan keberadaan air terjun tersebut. Kami pun disarankan kembali kedesa bobung lagi, huh. Kami turuti.

Setelah sampai di dusun bobung, kami tidak ingin tersesat lagi, kami kemudian bertanya kepada seorang anak (yang kami indikasikan bernama oki). Singkat cerita, kami diarahkan ke air terjun dan parkir dirumah penduduk. Kemudian kami menyusuri jalan setapak, dengan melewati hutan. Suara gemercik air mulai terdengar, dan kami melihat sawah beserta petaninya. Sampai dilokasi, air terjunya indah, penuh batu. Silahkan mendaki beberapa undakan batu untuk mencapai undakan tertinggi. Air mengucur derah (pas musim hujan) klo musim kering kata penduduk sekitar tidak ada airnya. Kami pun foto-foto. Ada yang istimewa pada foto yang saya peroleh, dan pertama ini terjadi. Ternyata ada penampakan orbs pada hasil foto saya, padahal saya menggunakan kamera ponsel 2mp.