Kekurangan Demokrasi Melalui Voting

18.06 KomoKumu 0 Comments

Demokrasi terkenal denagn ungkapan dari rakyat untuk rakyat. Banyak negara yang mendewakan sistem pemerintahan ini. Tetapi diluar keunggulannya terdapat kekurangan yang membahayakan. Dalam hal ini kita akan fokuskan terhadap sistem voting yang digunakannya. Voting digunakan untuk memutuskan sesuatu, apakah itu pemimpin, undang-undang, dan hal lainnya. Pemenang voting adalah yang mempunyai suara terbanyak. Petanyaannya suara terbanyak ini apakah disi oleh pihak yang baik atau mempunyai tujuan yang baik. Berita baru-baru ini yang terjadi di dunia internasional membuka pertanyaan apakah sistem voting ini baik. Berita tersebut adalah voting untuk melegalkan pernikahan sesama jenis di salah satu negara eropa dan amerika, atau bahasa gaulnya adalah pernikahan LGBT. Terus apa yang salah dong, kan ini namanya demokrasi. Mungkin demokrasi kebablasan ya. Salah satu alasan kenapa hal itu dilegalkan adalah mereka menganut sistem kebebasan berpendapat. Kebebasan ini akan membuat orang menjadi kreatif dan fleksibelsehingga mengikuti perkembangan zaman. Voting menggunakan pendapat terbanyak, yang menjadi masalah ketika yang terbanyak itu diisi dengan orang-orang yang "bermasalah". Akhirnya orang yang sebenarnya baik akan tersingkir. Tak dipungkiri juga kalau sistem ini menghasilkan putusan yang baik juga. Jika menggunakan sistem voting sebaiknya menggunakan dasar apakah hasil voting tersebut ditolak atau diterima. Kita lihat lagi kasus LGBT tadi, jelas pernikahan yang direstui agama adalah pernikahan antara wanita dan pria. Tapi, ya, di negara mereka, agama memang dinomorduakan. Di indonesia ini sudah ada Komisi Yudiasial yang menjadi pengatur apakah Undang-undang sudah sesuai dasar negara dan undang-undang dasar. Oleh karenanya diharapkan hasil putusan melalui voting sesuai dasar-dasar, nilai-nilai, norma-narma, undang-undang dan tentu saja agama.

0 komentar:

Random